Antenna Parabola

Antena Parabola (Solid Dish)
Gambar 1. Antena Parabola menggunakan Solid Dish.
Negara Indonesia memiliki wilayah yang luas (bandingkan dengan negara tetangga Singapura) dan terdiri dari banyak pulau, baik besar maupun kecil. Sementara ini stasiun televisi khususnya stasiun televisi swasta nasional sejauh ini hanya bercokol di kota-kota besar saja. Penduduk kota-kota besar di Indonesia tentunya dapat menikmati siaran televisi swasta nasional lewat jalur VHF (Very High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency) dengan hanya mengandalkan antena biasa (umumnya antena Yagi atau sejenisnya).
Bagaimana dengan penduduk lainnya yang tidak bertempat tinggal di kota-kota besar? Mereka harus menggunakan Antenna Parabola (Satellite Receiver) untuk dapat menikmati siaran televisi swasta nasional dan juga siaran televisi milik pemerintah yang dipancarkan lewat bantuan satelit (contohnya Palapa D dan Telkom 1 dan lain sebagainya).
Jika kita menggunakan Antenna Parabola maka tidak hanya siaran televisi swasta nasional yang dapat kita nikmati. Siaran televisi dari negara lain juga akan dapat kita nikmati khususnya yang diklasifikasikan sebagai FTA (Free to Air). Dan jika anda memiliki kode akses (CA) misalnya Bisskey, (BISS = Basic Interoperable Scrambling System) maka anda akan dapat juga menikmati siaran televisi berbayar. Namun perlu diingat, pengacakan siaran pada televisi berbayar tidak hanya menggunakan BISS, tetapi ada juga yang menggunakan VideoGuard, Irdeto, Viaccess, Conax, PowerVU dan lain sebagainya.

Bagaimana cara mengetahui apakah suatu TV Channel menyelenggarakan siaran FTA atau berbayar? 
Sangat mudah! Anda cukup melihat pada daftar tv channel yang dapat ditangkap oleh perangkat antena parabola anda. Jika ada tanda $ (simbol Dollar) maka tv channel tersebut adalah siaran televisi berbayar. Jika anda kemudian ingin melihat apa yang tampil dilayar saat tv channel berbayar anda pilih, maka pada layar muncul tulisan "Scrambled" (diacak).
 
Bagaimana cara mendapatkan Bisskey?
Anda dapat memperolehnya dengan melakukan searching (pencarian) di Internet dengan menggunakan Search Engine seperti google.co.id atau bing.com atau lycos.com dan lain sebagainya. Sebagai gambaran banyak sekali forum-forum maupun Facebook di Internet yang menyediakan Bisskey. Akan tetapi perlu diingat, Bisskey dapat berubah sewaktu-waktu, walaupun ada juga tv channel yang tidak terlalu sering mengganti kode aksesnya. Misalnya TV3 Malaysia (Satelit Measat 3), Edge Sport (Satelit Asiasat 5).

Bisskey berupa rangkaian sejumlah karakter (angka dan huruf) sebanyak 16 karakter. Prosedur peng-inputan bisskey ke dalam receiver sangat tergantung pada receiver yang digunakan. Anda juga dapat memperoleh informasi yang lengkap di Internet mengenai hal tersebut. Perlu juga diketahui, tidak semua receiver support dalam penggunaan bisskey. Receiver-receiver DVB-S (MPEG2) misalnya receiver Goldsat Badminton secara umum tidak mendukung penggunaan bisskey. Sementara receiver-receiver yang telah menerapkan teknologi yang lebih maju seperti halnya receiver MPEG4 (misalnya Matrik Prolink HD+Ethernet New, SkyBox, OpenBox dan lain sebagainya) secara umum sudah support bisskey.

Apa yang dibutuhkan untuk dapat menikmati siaran lewat Antenna Parabola?
Yang anda butuhkan (minimal) adalah:
  • Dish (mesh ataupun solid)
  • LNBF (C-Band atau Ku-Band atau kedua-duanya).
  • LNBF S-Band, tetapi ini biasanya digunakan oleh Pay TV (TV berbayar seperti Indovision)
  • 22K Switch, DiSEqC, Splitter maupun Multiswitch jika anda menggunakan banyak LNBF dalam satu atau beberapa dish.
  • Tiang penyangga (tempat dish diletakkan)
  • Receiver (DVB-S atau DVB S2). Sebaiknya gunakan receiver DVB S2 (MPEG 4) agar tv channel yang didapatkan lebih banyak.
  • Kabel (umumnya kabel coaxial RG6 atau sejenisnya)
  • Konektor
Jika anda menginginkan dish dapat bergerak secara otomatis agar dapat menangkap siaran tv dari beberapa satelit, maka anda harus membutuhkan perangkat:
  • Actuator (motor penggerak dish)
  • Positioner 

Perangkat serta Kelengkapan Antenna Parabola.

Gambar 2. Perangkat Antena Parabola.




Perangkat Pendukung (optional).

Gambar 3. Actuator dan Positioner.














Bagaimana cara memasang Antena Parabola?

Lakukanlah langkah-langkah berikut:
  • Pasang tiang utama Antenna Parabola. Biasanya dipasang pada suatu ketinggian, misalnya diatas atap. Akan tetapi jika memungkinkan diletakkan diatas tanah, pemasangan akan jauh lebih mudah). Pastikan tiang utama tegak lurus (gunakan Waterpass untuk memastikan tiang utama tegak lurus).
  • Pasang dudukan dish pada tiang utama.
  • Lakukan perakitan dish.
  • Pasang tiang penyangga LNBF.
  • Pasang bracket LNBF. 
  • Pasang LNBF. ( Untuk C-Band, tanda 0 derajat yg terdapat pada bagian atas LNBF menghadap tepat kearah Timur atau Barat, sementara jika menggunakan LNBF Ku-Band, connector LNBF mengarah ke Utara atau Selatan, biasanya mengarah ke Utara). Namun demikian mengenai hal yang disebutkan diatas sangat tergantung posisi antena parabola terhadap posisi satelit yang akan dilock. Untuk kedalaman LNBF tempatkan pada posisi 36-40. Penempatan untuk penerimaan signal yang optimum nantinya bisa diset ulang setelah sebelumnya signal dari satelit dapat dilock.
  • Letakkan dish pada dudukan dish di tiang utama lalu pasang baut-baut pengencang.
  • Pasang penggerak dish (penggerak manual menggunakan batang besi berulir atau menggunakan Motor Actuator).
  • Pasang kabel coaxial pada terminal LNBF dan Receiver.

Bagaimana cara melakukan tracking Satelit?

Lakukanlah langkah-langkah berikut:

  • Arahkan dish menghadap tepat ke arah Timur (sebaiknya gunakan kompas dalam hal ini).
  • Dengan menggunakan penggerak dish, arahkan dish menghadap ke langit. Tracking awal dilakukan misalnya terhadap Satelit Palapa D.
  • Pada receiver pilih satelit Palapa D (umumnya pada receiver sudah terdapat setting awal yang disediakan oleh pabrik).
  • Pilih salah satu TP (Frekuensi dan Simbol Nilai) yang tersedia.
  • Selanjutnya gerakkan dish kearah Timur atau Barat sampai indikator Signal Quality menghasilkan signal maksimum.
  • Jika signal maksimum sudah diperoleh lakukan pencarian tv channel dengan memilih opsi Single Scan (pencarian tunggal). Atau anda dapat juga langsung menggunakan Auto Scanning/Blind Scan, tergantung merek receiver yang anda gunakan. Tunggu beberapa saat sampai proses pencarian selesai. Jika proses pencarian selesai seharusnya pada layar TV muncul daftar tv channnel yang beroperasi dengan menggunakan satelit yang baru saja anda tracking. Namun demikian adakalanya tv channel pada beberapa transponder (mencakup Frequency, Simbol Rate dan Polarity) tidak langsung dapat diperoleh saat auto scan. Untuk itu anda harus menginputkan transponder-transponder tersebut secara manual (dilakukan lewat remote receiver) dan selanjutnya jika signal diperoleh lakukan scan pada transponder tersebut.
  • Untuk selanjutnya anda dapat melakukan tracking pada satelit-satelit lainnya dengan cara tersebut diatas.
Bagaimana jika tracking awal gagal dilakukan?

Sepanjang semua perangkat dipastikan baik dan kabel penghubung dipasang dengan benar, beberapa penyebabnya adalah sebagai berikut:
  • Tiang utama tidak tegak lurus.
  • Dish pada awalnya tidak tepat dihadapkan kearah Timur.
  • Penyetelan sudut dish terdapat arah Utara-Selatan tidak tepat (jika ini terjadi dapat saja satu satelit dapat ditracking akan tetapi akan gagal untuk satelit lainnya).
  • Penempatan LNBF kurang tepat.
Bagaimana cara mendapatkan Signal maksimum?
  • Gerakkan dish sedemikian rupa agar tanda 0 derajat pada LNBF C-Band (jika menggunakan LNBF C-Band) tepat mengarah ke Timur atau Barat (segaris dengan Equator, karena pada umumnya satelit ditempatkan pada garis Equator). Jika menggunakan LNBF Ku-Band secara umum LNBF Ku-Band ditempatkan dengan patokan konektor LNBF mengarah ke Utara atau Selatan. Tetapi untuk beberapa satelit justru bukan ke arah Utara atau Selatan.
  • Gerakkan dish kearah Utara atau Selatan (jangan menyimpang terlalu jauh).
  • Gerakkan dish kearah Timur atau Barat.
  • Semua dilakukan dengan perlahan, terutama untuk mendapatkan signal dari satelit yang pancaran signalnya  relatif kecil.
  • Kedalaman pemasangan LNBF pada bracket juga akan mempengaruhi perolehan signal. Sangat tergantung dari karakteristik dish yang digunakan. Jarak LNBF dengan dasar dish (Focal Length) dapat anda lihat pada laman http://jondetampubolon.blogspot.com/p/dish-formula.html
Apa yang ditambahkan jika menggunakan sejumlah LNBF pada sebuah Dish?

Gunakanlah 22K Switch atau DiSEqC (Digital Satellite Equipment Control). Penggunaan 22K Switch ataupun DiSEqC sangat tergantung pada  jumlah dan jenis LNBF yang digunakan, konfigurasi yang diinginkan serta Receiver yang digunakan. Sebagian Receiver tidak dapat menggunakan 22K Switch untuk penggunaan yang melibatkan LNBF Ku-band.

Bagaimana cara mendapatkan Frekuensi, Simbol Nilai dan Polarisasi dari suatu Transponder atau TV Channel?

Anda dapat melihatnya di Internet pada website lyngsat.com atau yang lainnya.




Layout Pemasangan Antenna Parabola.

  • Pemasangan Standar (menggunakan 1 buah LNBF)



Gambar 4. Layout Pemasangan Standar.




















  • Pemasangan dengan 2 LNBF C-Band
Gambar 5. Layout Pemasangan dengan 2 LNBF C-Band.















  • Pemasangan dengan 2 LNBF (C-Band dan Ku-Band)
Gambar 6. Layout Pemasangan dengan 2 LNBF (C-Band dan Ku-Band).

















Tanda 0 derajat pada LNBF C-Band.


Gambar 7. Tanda 0 derajat pada LNBF C-Band.













Instalasi 2 LNBF C-Band pada sebuah Dish.


Penggunaan 2 LNBF atau lebih pada sebuah Dish memungkinkan untuk dilakukan. Biasanya hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan pancaran signal dari beberapa satelit yang berbeda dimana satelit-satelit tersebut jaraknya diangkasa tidak berjauhan tanpa harus mengubah posisi/arah dish terhadap posisi satelit. Biasanya hal tersebut diterapkan pada perangkat antena parabola yang tidak menggunakan Actuator (motor penggerak dish).
Gambar dibawah ini memperlihatkan peletakan 2 buah LNBF C-Band pada bracket dan juga cara menghubungkannya. Contoh penerapannya dapat dilakukan untuk menerima pancaran signal dari Satelit Palapa D dan satelit Telkom 1 (televisi-televisi swasta nasional menggunakan kedua satelit tersebut).

  
Gambar 8. Pemasangan 2 buah LNBF C-Band.




















Adalah sangat sulit untuk memperoleh signal secara maksimun dari 2 satelit yang berbeda jika LNBF dipasang seperti gambar diatas. Oleh sebab itu dalam hal ini harus dilakukan kompromi. Aturlah posisi dish sedemikian rupa agar receiver dapat memperoleh signal dari kedua satelit dengan nilai yang cukup atau memadai.

Lebih lanjut tentang Antena Parabola (konfigurasi perangkat):
http://jondetampubolon.blogspot.com/p/macam-macam-konfigurasi-perangkat.html
 
Daftar Istilah dan Singkatan.
  1. Rx : Receiver
  2. LNBF : Low Noise Block Feedhorn
  3. DiSEqC : Digital Satellite Equipment Control
  4. RCA : Radio Corporation of America
  5. HDMI : High Definition Multimedia Interface
  6. Biss : Basic Interoperable Scrambling System
  7. FTA : Free to Air
  8. DVB-S : Digital Video Broadcasting Satellite
  9. MPEG : Moving Picture Expert Group

3 comments:

  1. Tambahan: untuk kedalaman LNB tidak menjadi patokan mutlak di angka 36, 38, atau 40. Khusus dish dengan 3-4 tiang fokus walaupun dengan menggunakan ukuran dish yang sama dan merek dari pabrik yang sama, sering ditemukan dalam prakteknya jika menggunakan LNB dari merek/pabrik berbeda, bahwa kedalaman LNB bisa berubah di posisi 40 atau bahkan 42 untuk dapat menerima signal paling optimum. Saya katakan demikian karena setiap merek LNB posisi penempatan angkanya tidak sama. Cara paling mudah biasanya dish diarahkan ke satelit luar yang posisinya sebelah barat atau timur dan LNB nya bisa dengan mudah dijangkau oleh tagan, kemudian naik-turunkan, putar kiri/kanan secara perlahan sampai signal quality di receiver menunjukan nilai/angka paling maksimum.

    LNB yg pernah saya gunakan untuk menangkap sinyal C-band saat mendapat sinyal paling optimal dengan solid 6ft, 8ft, dan mesh jadul 9ft. Kaonsat dikisaran angka 38-40, Technosat, Yuri di 40-42.

    Lain halnya dengan single tiang fokus LNB, kita bisa menempatkan kedalaman di angka berapapun yg kita suka, karena jenis ini bisa dengan mudah dinaik turunkan tiang fokusnya tanpa harus menyentuh dan memegang LNBnya langsung saat tracking sambil melihat SQ di receiver.

    ReplyDelete
  2. koreksi sedikit, goldsad badminton mpeg 2 sudah support bisskey, caranya kllik info pada remot, kemudian tekan 1234. maka akan muncul kolom bisskey.

    ReplyDelete